YANG DIRINDUI
"aku tak bisa mencintaimu sebagaimana aku mahu mencintai yang aku rindu"
Demi membubarkan kekaburan itukusimpan tiap rasa dalam cengkerang keras yang melindungseperti siput-siput laut di tepi pantai
aku diam di gigi airmerasakan isi dan hati dikahis badai yang datang menepi.
Hai angin, ombak, buih-buih putih yang jernih dan batu keras dan karangyang tegar,
resapkan di sukma kosong ini dengan cerita-cerita sebuah pantai sepi.
Moga-moga berbaur kesedihan yang semakin pedihpada cerita-cerita kau dan aku yang terasing dan tak pernah bersatu.
Lukaku yang terbuka kian parah waktu kusembunyikan dir idi dalam cengkerang kosong menumpang kasih di daerah ini
yang tidak pernah aku jejaki, tidak pernah tanahnya aku miliki dan tak pernah aku merasa dicintai.
Tak mampu menahan luka dicicip air mata duyung yang berbaur kisah
lampias kecewa sang kelasi lemas,
aku tiba-tiba menjadi gemas dan berdoa.
Turunlah hujan semoga bertambah panuh air laut(pause) ...
semoga asin airnya akan menjadi surut.
Tetapi kenapa tetap lukaku terasa dihiris-hiris oleh ketawa alam penuh sinis.
Saat awan lebat menurunkan hujancengkerang terapung-apung di dada airberpusar berpadu deru ombak dan anginmiring melintas di corong-corong udaramembawa bau asin samudra air matamerusuh dalam keluhanku yang bersungguh-sungguh.
Tenggelamlah aku di dalam debur yang seolah menghancur.
Tapi nanti! Kau harus tahu bahwa aku tidak akan apa-apa karena sarat rinduyang ku bawa itu sudah terlalu sebati dengan setia berbasa basi.
Sampai kapanpun luka itu parutnya akan tinggal
dan kekallewat tempoh waktu sembuh sangat perlahan
....dan penuh rasa kasihan.